Sinopsis Novel "Sebelas Patriot"

Sinopsis Buku Novel Sebelas Patriot



Judul buku                    : Sebelas Patriot
Penulis                          : Andrea Hirata
Penerbit                        : PT Bentang Pustaka
Cetakan                        : Juni, 2011
Jumlah Halaman          : 112 halaman

Andrea Hirata, kembali menghadirkan Sebelas Patriot sebagai Novel ketujuhnya. Novel ini bercerita kisah yang menggetarkan dan inspiratif. Yaitu tentang cinta seorang anak, pengorbanan seorang ayah,
jiwa kecintaan terhadap Indonesia serta kegigihan seseorang dalam menggapai mimpi.
Tokoh utama dalam novel ini adalah ikal, dia adalah penggemar klub Spanyol Real Madrid, namun yang paling dicintai adalah klub PSSI (persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). ia
mempunyai impian untuk menjadi pemain PSSI seperti ayahanda-nya yang pernah menjadi bintang
di persepakbolaaan Indonesia sebagai sayap kiri yang handal di Tim Parit tambang dan ditakuti oleh pihak belanda yang disaat itu sedang dijajah oleh pemerintahan belanda.
Kecintaan ikal bermula pada foto ayahnya yang membawa sebuah piala dengan gambar samar yang ditemukan didalam album foto yang disembunyikan oleh kedua orang tuanya. ia selalu mencari misteri yang terungkap di foto itu, akhirnya terungkap ternyata foto itu adalah ayahnya dan ikal mengetahuhi bagaimana kegigihan ayahnya menjadi pemain sepakbola di Tim Parit Tambang Indonesia, ayah ikal adalah seorang bungsu dari ketiga saudara yang sangat piawai dalam memainkan bola di lapangan hijau, sebagai sayap kiri  berbakat alam luar biasa, yang berlari sederas menjangan dan dianggap sebagai ancaman oleh TIM belanda.
Dalam sebuah kompetisi sepakbola dalam memperingati hari lahir ratu belanda Van Holden seorang utusan VOC melarang  ketiga saudara itu bermain sampai mengurung dan memaksa ketiga saudara itu dan pelatih tim yang bernama amin untuk kerja rodi. Hingga berujung final Tim belanda menang atas tim parit tambang yang telah lumpuh karena ditinggalkan pelatih amin dan tiga saudara.
Sekembali dari tempat buangan mereka kembali bekerja di parit tambang, sewaktu itu ada sebuah kompetisi dan sampai pada pertandingan Tim Parit Tambang dengan sebelas patriot nya melawan Tim Belanda. ketiga saudara itu kembali bermain dalam sebelas patriotnya. Pertandingan begitu sengit dan akhirnya dimenangkan oleh Tim Parit Tambang dengan skor 1-0 dan gol tunggal dipecahkan oleh si bungsu ayahanda ikal tersebut. Menjadi sejarah untuk pertama kalinya dalam pendudukan belanda Tim Belanda berhasil dikalahkan. Sorak poranda terdengar dari ribuan penonton dan segera menyerbu masuk lapangan untuk menyambut si bungsu itu. Bungsu itu berteriak, “Indonesia! Indonesia! Indonesia!” dan disambut meriah oleh ribuan penonton sambil meneriakkan “Indonesia! Indonesia!”. Foto yang ditemukan oleh ikal diambil usai pertandingan yang gemilang itu.
Setelah pertandingan, Belanda berang melihat ketiga saudara itu dan si pelatih amin, Dan mengangkut mereka ke tangsi (tempat pembuangan). Mereka dikurung selama seminggu. si bungsu yang mencetak gol itu pulang dengan tempurung kaki kiri yang hancur. Dia takkan pernah bisa main sepakbola lagi padahal usianya baru 17 tahun.
Kecintaan ayah pada PSSI membuat ikal untuk bertekad menjadi pemain PSSI. Ikal berlatih keras namun sayang dia gagal menjadi pemain PSSI dan memutuskan untuk gantung sepatu saja. Setelah itu ia beranjak kuliah di Universitas Sorbone Francis. Suatu waktu ikal pergi ke spanyol dengan backpack yang berat ditenteng dibelakang punggung dengan badan kurusnya.
Perjalanannya di spanyol beranjak saat ikal datang di toko resmi klub kesayangannya Real Madrid yang dijaga oleh Adriana wanita cantik yang menjadi pelayan toko tersebut. Ikal ingin membeli kaos real Madrid yang ditandatangani langsung oleh Luis Figo untuk memberikan kejutan kepada ayahnya yang diam-diam menggemari pemain Real Madrid yaitu Luis Figo. Ternyata uang ikal kurang untuk membayar kaos itu. Ia berjuang untuk mendapatkan kaos itu dengan bekerja apapun untuk menambah uang yang kurang untuk membeli kaos tersebut. Akhirnya ia dapat membelinya, ditempat yang lain Ikal juga membelikan kaos Barcelona FC untuk pelatih Toharun. lalu ia kirimkan untuk ayahnya dan Pelatih Toharun yang berada di Indonesia. tak lupa secarik surat dikirimkan untuk ayahnya tercinta.
 Ketika itu ikal mulai akrab dengan Adriana yang juga sangat gemar dengan sepakbola, sama-sama menyukai sepakbola mereka berdua menonton pertandingan Real Madrid melawan Valencia di stadion Santiago Bernabeu, mereka semangat mendukung tim kesayangannya Real Madrid. ketika Real Madrid mencetak gol ribuan penonton sorak-poranda, “Real! Real!” namun ikal berteriak “Indonesia! Indonesia!”. Itulah wujud kecintaan ikal terhadap PSSI yang tiada bandingnya walaupun ia sedang menonton pertandingan Real Madrid secara langsung di spanyol. Tetap Indonesia yang nomor satu.
Moral Pesan dari buku ini adalah dengan cinta apapun dapat dilewati dan membuat kita selalu berdiri tegak. Perjuangan akan terus mengeluarkan kobaran apinya karena ada rasa Cinta. Tidak akan ada yang bisa melewati manis pahitnya hidup melainkan dengan rasa Cinta. Cinta akan selalu menuntun diri kita terhadap pilihan yang terbaik.











Komentar

Postingan Populer