Bahagia Itu Karena Kita Yang Diciptakan, Bukan Yang Lain.
Bahagia Itu Karena Kita Yang
Diciptakan, Bukan Yang Lain.
Bilang,
bahwa manusia itu asalnya dari Tuhan. Ia jatuh ke Dunia karena berdosa. Hidup
di Dunia adalah suatu hukuman untuk menghapus dosanya. Apabila dosanya sudah
bersih, ia akan kembali ke asalnya.
Sejak kecil
saya juga sering diberikan pemahaman, kita hidup karena bentuk hukuman, ketika Adam
memakan buah yang dilarang oleh Allah, akhirnya setelah memakan buah, Adam
diusir dari surga, untuk tinggal di Dunia.
Apapunlah
tentang konsep itu, itulah yang membuat saya sempat bingar tentang pertanyaan,
kenapa saya harus hidup?
Kalau saya
harus menyadari bahwa sebelum tinggal di Dunia, saya adalah pemenang dari
jutaan sperma, saya pasti bangga saat itu, karena ketika di Dunia saya bukan
orang yang bisa memenangkan suatu perlombaan dengan jumlah musuh yang sekian
banyaknya itu.
Tapi betul,
saya adalah pemenangnya yang mampu menembus dan sukses tumbuh dalam rahim
ibuku.
Dan sekarang
bisa menuliskannya,
Yessss…
Tapi apakah
orang akan bangga hanya dikasih cerita bahwa awalnya kita pemenang, akan tetapi
masih saja muncul anggapan bahwa hidup itu sebuah hukuman?
Yaa, kalau
hidup itu hukuman, nyatanya hidup ini justru kenikmatan, kalau dibilang hidup
itu paksaan, kenapa sekarang banyak orang yang menikmati hidupnya, dan banyak
keinginan pula. Bukankah itu kenikmatan yang dirasa semua manusia?
Katakanlah
pemenang suatu pertandingan, pasti dikasih piala dan uang tunai yang mana bisa
dinikmati setelahnya. Seperti saya juga, jika saya pemenang pasti akan diberi
hadiah, yang mana setelahnya dapat saya nikmati.
Dan Dunia
ini adalah bentuk kenikmatan yang diberikan pencipta. Yang dapat adalah kita,
bukan yang lain yang dulu sempat jadi musuh saat bersaing membuahi sel telur.
We are the
champion..
Yaa, kata
siapa bahwa hidup itu hukuman? Sedangkan kalau orang dihukum pasti sengsara.
Sedangkan kita semua masih pingin hidup, kalau nggak mau hidup, nyatanya juga pada
nggak mau mati cepet-cepet. Hiks,
Setelah
mencari tau, ternyata saya diciptakan untuk menjadi khalifah.
Sebelum Adam
diciptakan, Allah telah menciptakan Jin. Ada nenek moyangnya jin juga, namanya
Hin dan Bin untuk menjadi penghuni Bumi saat itu. Namun, mereka saling membunuh
dan berbuat kerusakan.
Lalu
disinilah Allah memilih manusia untuk layak menjadi penghuni Bumi sesungguhnya,
dan diciptakanlah manusia, yang diperuntukkan untuk menjaga Bumi dari
kerusakan, menebar kebaikan, kedamaian, kasih sayang dan cinta, karena kita ini
satu umat manusia yang diciptakan oleh satu Tuhan yang sama.
Seperti
Allah bilang ketika awal penciptaan manusia
“Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi..”
(QS
Al-Baqarah: 30)
Walaupun
banyak ujian juga yang menghadang. Kehilangan, sakit, bencana, kekurangan, dan
bahkan kelebihan. Saya memahami makna dari semuanya itu adalah ujian bagi saya,
sebagai manusia yang sadar akan keterbatasan dan segala kekurangan.
Apa yang
bisa saya dapatkan itu bukan karena saya mampu mendapatkannya, akan tetapi
Tuhan mengizinkan itu untuk saya dapatkan. Karena saya sering mengalami bahwa
tidak semua yang saya inginkan bisa didapatkan, walaupun sudah berusaha.
Dan Allah
juga menekankan bahwa memperoleh nikmat itu mudah, yaitu hanya dengan bersyukur
terhadap-Nya.
Terimakasih
Ya Rabb
Aku belum
menjadi orang yang betul-betul benar,
Minimal aku
sudah melangkahkan kaki untuk maju, walaupun perlahan
Karena hidup
ini Engkau berikan dua pilihan
Benar atau
salah
Takwa atau
fujur
Dan yang
terakhir Engkau hanya memberikan satu pilihan untukku, yaitu bahagia.
“..Berbahagialah kamu! maka masukilah surga
ini, sedang kamu kekal di dalamnya."
(Az-Zumar: 73)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman.”
(Ali ‘Imran: 139)
Dan itu
hanya diperuntukkan bagi orang yang beriman, itulah kenapa Engkau meminta manusia
untuk beriman, karena Engkau menyuruh kami untuk bahagia, dunia dan akhirat.
Alhamdulillah,
Engkau sudah
mengizinkan saya untuk hidup, bukan yang lain.
Komentar
Posting Komentar