Bahagia Itu Karena Kita Yang Diciptakan, Bukan Yang Lain.


Bahagia Itu Karena Kita Yang Diciptakan, Bukan Yang Lain.

Saya pernah membaca dalam suatu buku sejarah, saat itu saya pingin mencari tau tentang perjalanan sejarah dalam mencari kebenaran, salah satunya pernah diungkap oleh seorang filosof Yunani, namanya Empedokles (490-430 SM).

Bilang, bahwa manusia itu asalnya dari Tuhan. Ia jatuh ke Dunia karena berdosa. Hidup di Dunia adalah suatu hukuman untuk menghapus dosanya. Apabila dosanya sudah bersih, ia akan kembali ke asalnya.


Sejak kecil saya juga sering diberikan pemahaman, kita hidup karena bentuk hukuman, ketika Adam memakan buah yang dilarang oleh Allah, akhirnya setelah memakan buah, Adam diusir dari surga, untuk tinggal di Dunia.

Apapunlah tentang konsep itu, itulah yang membuat saya sempat bingar tentang pertanyaan, kenapa saya harus hidup?



Kalau saya harus menyadari bahwa sebelum tinggal di Dunia, saya adalah pemenang dari jutaan sperma, saya pasti bangga saat itu, karena ketika di Dunia saya bukan orang yang bisa memenangkan suatu perlombaan dengan jumlah musuh yang sekian banyaknya itu.



Tapi betul, saya adalah pemenangnya yang mampu menembus dan sukses tumbuh dalam rahim ibuku.
Dan sekarang bisa menuliskannya,


Yessss…







Tapi apakah orang akan bangga hanya dikasih cerita bahwa awalnya kita pemenang, akan tetapi masih saja muncul anggapan bahwa hidup itu sebuah hukuman?

Yaa, kalau hidup itu hukuman, nyatanya hidup ini justru kenikmatan, kalau dibilang hidup itu paksaan, kenapa sekarang banyak orang yang menikmati hidupnya, dan banyak keinginan pula. Bukankah itu kenikmatan yang dirasa semua manusia?

Katakanlah pemenang suatu pertandingan, pasti dikasih piala dan uang tunai yang mana bisa dinikmati setelahnya. Seperti saya juga, jika saya pemenang pasti akan diberi hadiah, yang mana setelahnya dapat saya nikmati.

Dan Dunia ini adalah bentuk kenikmatan yang diberikan pencipta. Yang dapat adalah kita, bukan yang lain yang dulu sempat jadi musuh saat bersaing membuahi sel telur.

We are the champion..






Yaa, kata siapa bahwa hidup itu hukuman? Sedangkan kalau orang dihukum pasti sengsara. Sedangkan kita semua masih pingin hidup, kalau nggak mau hidup, nyatanya juga pada nggak mau mati cepet-cepet. Hiks,





Setelah mencari tau, ternyata saya diciptakan untuk menjadi khalifah.

Sebelum Adam diciptakan, Allah telah menciptakan Jin. Ada nenek moyangnya jin juga, namanya Hin dan Bin untuk menjadi penghuni Bumi saat itu. Namun, mereka saling membunuh dan berbuat kerusakan.

Lalu disinilah Allah memilih manusia untuk layak menjadi penghuni Bumi sesungguhnya, dan diciptakanlah manusia, yang diperuntukkan untuk menjaga Bumi dari kerusakan, menebar kebaikan, kedamaian, kasih sayang dan cinta, karena kita ini satu umat manusia yang diciptakan oleh satu Tuhan yang sama.









Seperti Allah bilang ketika awal penciptaan manusia

“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi..”

(QS Al-Baqarah: 30)










Walaupun banyak ujian juga yang menghadang. Kehilangan, sakit, bencana, kekurangan, dan bahkan kelebihan. Saya memahami makna dari semuanya itu adalah ujian bagi saya, sebagai manusia yang sadar akan keterbatasan dan segala kekurangan.

Apa yang bisa saya dapatkan itu bukan karena saya mampu mendapatkannya, akan tetapi Tuhan mengizinkan itu untuk saya dapatkan. Karena saya sering mengalami bahwa tidak semua yang saya inginkan bisa didapatkan, walaupun sudah berusaha.

Dan Allah juga menekankan bahwa memperoleh nikmat itu mudah, yaitu hanya dengan bersyukur terhadap-Nya.










Terimakasih Ya Rabb
Aku belum menjadi orang yang betul-betul benar,
Minimal aku sudah melangkahkan kaki untuk maju, walaupun perlahan
Karena hidup ini Engkau berikan dua pilihan
Benar atau salah
Takwa atau fujur
Dan yang terakhir Engkau hanya memberikan satu pilihan untukku, yaitu bahagia.





“..Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya."

(Az-Zumar: 73)




“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

(Ali ‘Imran: 139)





Dan itu hanya diperuntukkan bagi orang yang beriman, itulah kenapa Engkau meminta manusia untuk beriman, karena Engkau menyuruh kami untuk bahagia, dunia dan akhirat.










Alhamdulillah,
Engkau sudah mengizinkan saya untuk hidup, bukan yang lain.






Komentar

Postingan Populer