PEMUDA
SUMPAH TAK SEMANIS SIKAP PARA
PEMUDA
Oleh
: Muhammad Alan P I
Kemarin
tepat pada 28 oktober 2014, kita tenang melewati hari itu dan memperingatinya
sebagai hari sumpah pemuda. Namun suasana sangat berbeda ketika tepat pada 28
oktober 1928, terjadi ikrar sumpah pemuda. Mereka berjuang untuk kedaulatan
rakyat. Menyuarakan sajak baja yang mengempal menguatkan semangat para pejuang
disaat itu. Kondisi sudah tidak lagi tenang, dibawah pemerintahan kolonial
belanda para pemuda tanah air sedang diam-diam merencanakan untuk bertengger
jaya
di tanah air Indonesia tercinta.
Tidak sadar,
kita sedang merasakan buah manis yang dilakukan pemuda – pemuda pejuang bangsa
disaat itu. Lalu bagaimana pemuda Indonesia hari ini. Terlelap tidur menikmati
walkman, duduk bersebelahan dengan sang kekasih sambil bersendau gurau sibuk
menata rambut tampil hebat didepan kekasih, kebut – kebutan mencari kesenangan
semata, merencanakan pembelian yang megah dengan nafsu yang dijadikan panglima,
sudah nyaman dengan barang – barang teknologi dan membuatnya apatis terhadap
kondisi bangsa sekarang. Apakah itu yang terjadi oleh pemuda saat ini.
Perkembangan zaman menjadikan dunia
ini teracuni dengan produk – produk modern yang tak terbendung akan adanya,
para buruh dipaksa bekerja karena kemiskinannya, pelajar dipaksa berbohong
dengan sistem pendidikan yang berlaku, birokrasi sistem menjadikan orang kaya
semakin kaya, dan mahasiswa dipaksa belajar dan sibuk belajar untuk menjadi
pekerja yang mapan tanpa mengerti bagaimana dia harus peduli dengan masyarakat
sekitar yang masih dibodohi dengan tipu daya para penguasa. Kesibukan –
kesibukan itulah yang menjadikan mereka sibuk untuk mencari kenyamanan yang
menjadikan mereka tidak mempunyai waktu untuk sedikit bercermin tentang siapa
dirinya, dimana, dari mana dan mau kemana.
Pergerakan mahasiswa dianggap
menjadi terobosan baru untuk dijadikan metodologi melawan permasalahan –
permasalahan terjadi yang disebabkan karena rasa kenyamanan pemuda saat ini
yang menikmati berbagai macam fasilitas yang ditawarkan oleh produk kapitalis.
Disinilah peran pergerakan mahasiswa diharapkan muncul sebagai metodologi untuk
berproses menuju lebih baik dan peduli terhadap permasalahan moral maupun akan
kondisi bangsa Indonesia disaat ini.
Perubahan yang besar dimulai dari
perubahan yang kecil. “Buang sampah pada tempatnya” adalah salah satu sikap
esensial kita sebagai wujud cinta kepada tanah air Indonesia. Itu adalah hal yang kecil yang sering
dilupakan hampir seluruh pemuda ditanah air. Sangat disayangkan jika pergerakan
mahasiswa hanya sibuk mengkonsep perlawanan, menggembar – gemborkan keburukan
para penguasa namun dalam keseharian dia masih buang sampah sembarangan, mereka
tidak sadar bahwa sampah kecil itulah yang mengakibatkan bencana – bencana yang
terjadi di Indonesia. Buang putung rokok dijalanan dianggap biasa. Jika benar
terjadi bisa dikatakan Pergerakan mahasiswa malah menjajah negeri sendiri
dengan hal – hal kecil yang dilupakan namun berdampak besar bagi kondisi
lingkungan disekitar. Ini berbicara mental bung, pergerakan mahasiswa bukan
hanya peka terhadap isu – isu yang besar, peka terhadap perubahan kondisi
pemerintahan bangsa. Sadar bahwa jika selalu menggembar – gemborkan keburukan
para penguasa, menyalahkan pemerintah dan masih menganggap sampah sebagai hal
yang kecil yang tidak begitu diperdulikan. Sama saja makan omonganmu sendiri,
pergerakan mahasiswa menjadi terjerumus suatu kondisi yang sedang tergoncang,
hanya menunjukan eksistensi aksi penolakan dan perlawanan. Dengan
ketidaksadarannya terhadap hal – hal kecil disekitar menjadikan sebagai pergerakan
seperti pohon tanpa akar karena hanya berfokus pada perubahan yang besar dengan
melupakan perubahan yang kecil.
Muda adalah waktu pusat energi kita
berkumpul, waktu akan terus berjalan dan umur akan semakin menggerus kita untuk
menuju kematian. Kiat takbisa menolak adanya sejarah, kita harus selalu menghargai
perjuangan para pemuda disaat itu ketika berjuang untuk menghilangkan
intrik-intrik kolonialisme. Bukan semestinya saat ini kita terhindar dari
penjajahan. Sikap apatis terhadap permasalahan Negara ini sama saja menjajah
negeri sendiri karena membiarkan ketidakadilan selalu berjalan, membiarkan kaum
marjinal kelaparan. Tanyakan kepada diri sendiri.
Hilangkan penjajahan dari negeri
ini, begitu juga kita tidak sadar bahwa sekarang Indonesia sedang dijajah.
Sepakat bahwa Indonesia telah bebas dari penjajahan secara militer, namun
Negara kita secara halus telah dijajah oleh asing, dari Sumber Daya Alam,
budaya asing yang menjamur di Indonesia, secara ekonomi maupun politik. Apakah
kalian tetap sibuk dengan gadget anda sendiri, apakah tetap diam dan terlelap
akan kondisi bangsa kurun waktu ini, apakah sumpah pemuda menjadi wacana dalam
buku sejarah semata.
Waktu terus berjalan. Mulai saat ini
mari kita isi pergerakan jarum jam untuk hal yang bermanfaat, selayaknya kita
sadar dan peka terhadap permasalahan yang melanda diri sendiri dan bangsa kita
sendiri. Isu moral, krisis agama, ketidakadilan, kemiskinan, kebodohan dan
kemaksiatan. Kita harus tolak itu semua. Peduli terhadap masyarakat, selalu
benahi diri, melawan semua ketidakadilan, dan tidak terjebak dalam rasa
kenyamanan diri. Yang utama tumbuhkan mental jujur, peduli dan aktif untuk
menuju perubahan sikap individu maupun menuju perubahan Indonesia ke lebih
baik.
buang mental yang hanya merugikan diri kita sendiri,
hindari kesibukan yang hanya menghantarkan kita kedalam kesenangan dunia
semata. Kita harus peka terhadap hal – hal yang kecil, buang sampah pada
tempatnya, mengerjakan ujian dengan jujur dan juga sadar akan kondisi bangsa,
harus lawan ketidakadilan, kebohongan para penguasa, peduli dengan masyarakat
sekitar, isi waktu muda ini dengan hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun
untuk masyarakat sekitar, lindungi Negara ini dari penjajahan moral, budaya,
ekonomi dan politik. Peka terhadap permasalahan Negara saat ini, aktif menjadi
jembatan menyuarakan aspirasi rakyat yang termarjinalkan dari kesibukan para
penguasa negeri ini.
Dengan itu sajak sumpah pemuda bukan
menjadi wacana semata. Namun menjadikan pemuda bangsa tanah air Indonesia
selalu sadar membenahi dirinya sendiri, berproses menuju lebih baik, tetap
menolak lupa akan sejarah dan aktif meneriakkan aksi perlawanan terhadap
ketidakadilan, penjajahan – penjajahan halus yang terjadi di negeri kecintaan
Indonesia saat ini untuk menuju Indonesia yang satu berdaulat adil dan makmur.
Komentar
Posting Komentar